DESIGN THINKING
Oleh : Prof. Imam Buchori Zainuddin
Membicarakan design thinking, maka membicarakan pula apa yang
dinamakan “Way of Knowing in Design”,
bagaimana cara berpikir a la desainer. Tentunya cara berpikir seorang desainer
tidak dapat disamakan dengan dengan seorang ilmuan.
Ilmuan cenderung pada
pemikiran yang sistematis, fokus pada problem strateginya sehingga menghasilkan
kesimpulan yang rinci serta analitis. Berbeda dengan desainer yang lebih
mengarah pada cara berpikir yang sintetis. Obsesi yang ada pada desainer
mengerucut pada hasil akhir yang akan dicapai meskipun tanpa runtutan solusi
yang lengkap namun problem dapat dipecahkan dengan solusi yang tepat.
Seorang desainer sendiri dapat berorientasi dalam berbagai hal baik itu
pada bidang kreator (seni), produksi./distributor, konsumen (kebutuhan hidup),
maupun budaya global (teknologi). Keempat orientasi ini memiliki objetifitas
seperti wawasan dan fokus permasalahan yang berbeda dan desainer bisa memasuki
orientasi tersebut yang tentunya harus memiliki pemahaman yang baik pada bidang
yang digeluti tersebut.
Empati merupakan hal penting dalam desain
thinking karena empati merupakan
refleksi dari nilai-nilai yang kita dapatkan dari user. Nilai-nilai tersebut didasarkan dari pengalaman user pada produk-produk yang sudah ada,
bagaimana user memperlakukan produk
dalam kesehariannya, seberapa besar produk tersebut memberikan manfaat pada user, serta spirit apa yang ada dalam
diri user. Tujuan dari empati ini tidak lain agar apa yang kita desain menjadi
tepat pada sasaran. Desain dengan sasaran yang tepat tidak terlepas dari 10 prinsiple of good design, yaitu:
- Innovative
- Useful
- Aesthetic
- Understandable
- Undestructive
- Honest
- Longlasting
- Through down to the last detail
- Enviromentaly
- As little design as possible
Dalam pemecahan masalah ada beberapa proses yang bisa dijadikan acuan
untuk menjalankan design thinking ini. Berikut adalah proses dari
design thinking berdasarkan IDEO :
- Define : Meliputi permasalahan apa yang akan diangkat untuk diselesaikan, memprioritaskan permasalahan yang paling mendesak.
- Research : Memperdalam pemahaman topik yang diangkat, mencatat dan mencari hal-hal penting apa yang menjadi hambatan dari berbagai sumber dengan teknik yang bermacam-macam disesuaikan dengan kebutuhan.
- Formulate ideas : Proses brainstorming, menggali ide sebanyak-banyaknya apa yang dapat dijadikan solusi untuk melayani kebutuhan user, serta membiarkan apa adanya ide yang keluar tanpa mengkritisi atau menghakimi dulu ide-ide yang diutarakan.
- Prototype : Mengkombinasikan, memperluas, dan membuat prototype yang sebenarnya.
- Select : Berdasarkan hasil ide-ide yang diutarakan maka dipilih beberapa ide yang praktis dan mudah diaplikasikan. Namun ide yang praktis saja tidak selalu menjadi solusi terbaik sehingga dipilih ide yang kuat pula.
- Apply : Menjalankan hasil akhir dari ide yang terpilih dan diterjunkan langsung pada user yang bersangkutan.
- Look : Melihat, mencatat serta mempelajari apa reaksi dari user terhadap solusi yang ditawarkan, mendapatkan umpan balik dari user apakah solusi tepat menyelesaikan permasalahan atau tidak, sehingga dapat didiskusikan kembali sebagai bahan untuk mengukur keberhasilan dan perbaikan apa yang diperlukan untuk kesempurnaan dimasa mendatang.
Dalam kuliah tamu ini disimulasikan pula bagaimana mencari solusi
berdasarkan pola pikir dari design thinking dengan pembagian masalah secara
berkelompok berdasarkan topik permasalahan yang diangkat. Ada empat topik yang
diangkat yaitu 1. Keamanan dalam bersepeda motor, 2. Sampah kemasan plastik, 3.
Produk bahan baku bambu yang seringkali diimpor dari China padahal kita
memiliki cukup banyak sumber daya alam bambu, dan 4. Pedagang yang berjualan di
tepi jalan. Tentunya ini adalah permasalahan yang sangat familiar dan dialami
oleh masyarakat Indonesia sehingga secara tidak langsung peserta telah memasuki
dan memahami tiap-tiap permasalahan yang diajukan.
Penerapan dari simulasi ini sama dengan proses dari design thinking, yaitu
menggali sebanyak-banyaknya ide dari tiap individu. Ketika terkumpul puluhan
macam ide dan memaparkan secara singkat ide-ide terdebut maka dilakukan
peniilaian terhadap ide yang mungkin diterapkan untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut secara individu lalu dikompilasikan untuk diurutkan ide
mana yang mendapat nilai tertinggi.
Dalam simulasi ini ada hal yang menarik bahwa peserta dalam keadaan yang
sama, tidak ada peserta yang terlalu aktif dalam forum maupun terlalu pasif.
Semua peserta menjalankan proses dengan tenang tanpa banyak diskusi dalam
menyampaikan pendapat karena tiap peserta diminta untuk menuliskan pendapatnya
dalam sebuah kertas. Tidak ada yang salah dalam berpendapat dan semua peserta
dapat mengajukan pendapatnya dengan bebas tanpa ada rasa takut untuk
berpendapat. Dalam proses penilaian juga semua peserta dalam keadaan sama,
ditulis dalam sebuah kertas dan semua berdasarkan penilaian masing-masing
individu karena cara menilai seseorang sangat berbeda berdasarkan pengetahuan
dan pengalaman yang didapat atau dialami dari permasalahan yang diambil. Jadi
kreatifitas masing-masing individu dapat tersalurkan tanpa ada penghalang.
Sehingga dalam review ini dapat disimpulkan bahwa design thinking merupakan
jalan pemikiran yang melibatkan empati, kreatifitas, rasionalisme, untuk
mencari solusi dari berbagai konteks permasalahan dengan hasil yang tepat
sasaran. Design thinking juga mengajarkan bahwa desainer diharapkan sedekat mungkin
memahami kebutuhan user dengan
berbagai cara dan metode untuk mendapatkan pemecahan yang seefektif mungkin
untuk diterapkan dalam kehidupan. Kreatifitas dan keberanian dalam mengutarakan
pendapat juga menjadi perhatian besar karena kita bebas dalam berpendapat,
beropini dan berkreasi. Tidak perlu takut dan berpikir dua kali terlebih dahulu
apakah pendapat tersebut benar atau salah karena perasaan tersebut ternyata
hanya akan menghambat kita untuk menggali ide-ide yang luar biasa yang mungkin
saja menjadi solusi yang tepat untuk dilaksanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar