Sabtu, 05 April 2014

SUPER LECTURE SERIES #1 REVIEW

DESIGN THINKING

Oleh : Prof. Imam Buchori Zainuddin


Membicarakan design thinking, maka membicarakan pula apa yang dinamakan “Way of Knowing in Design”, bagaimana cara berpikir a la desainer. Tentunya cara berpikir seorang desainer tidak dapat disamakan dengan dengan seorang ilmuan.
Ilmuan cenderung pada pemikiran yang sistematis, fokus pada problem strateginya sehingga menghasilkan kesimpulan yang rinci serta analitis. Berbeda dengan desainer yang lebih mengarah pada cara berpikir yang sintetis. Obsesi yang ada pada desainer mengerucut pada hasil akhir yang akan dicapai meskipun tanpa runtutan solusi yang lengkap namun problem dapat dipecahkan dengan solusi yang tepat.

Seorang desainer sendiri dapat berorientasi dalam berbagai hal baik itu pada bidang kreator (seni), produksi./distributor, konsumen (kebutuhan hidup), maupun budaya global (teknologi). Keempat orientasi ini memiliki objetifitas seperti wawasan dan fokus permasalahan yang berbeda dan desainer bisa memasuki orientasi tersebut yang tentunya harus memiliki pemahaman yang baik pada bidang yang digeluti tersebut.

Empati merupakan hal penting dalam desain thinking karena empati merupakan refleksi dari nilai-nilai yang kita dapatkan dari user. Nilai-nilai tersebut didasarkan dari pengalaman user pada produk-produk yang sudah ada, bagaimana user memperlakukan produk dalam kesehariannya, seberapa besar produk tersebut memberikan manfaat pada user, serta spirit apa yang ada dalam diri user. Tujuan dari empati ini tidak lain agar apa yang kita desain menjadi tepat pada sasaran. Desain dengan sasaran yang tepat tidak terlepas dari 10 prinsiple of good design, yaitu:
  • Innovative
  • Useful
  • Aesthetic
  • Understandable
  • Undestructive
  • Honest
  • Longlasting
  • Through down to the last detail
  • Enviromentaly
  • As little design as possible


Dalam pemecahan masalah ada beberapa proses yang bisa dijadikan acuan untuk menjalankan design thinking ini. Berikut adalah proses dari design thinking berdasarkan IDEO :
  • Define : Meliputi permasalahan apa yang akan diangkat untuk diselesaikan, memprioritaskan permasalahan yang paling mendesak.
  • Research : Memperdalam pemahaman topik yang diangkat, mencatat dan mencari hal-hal penting apa yang menjadi hambatan dari berbagai sumber dengan teknik yang bermacam-macam disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Formulate ideas : Proses brainstorming, menggali ide sebanyak-banyaknya apa yang dapat dijadikan solusi untuk melayani kebutuhan user, serta membiarkan apa adanya ide yang keluar tanpa mengkritisi atau menghakimi dulu ide-ide yang diutarakan.
  • Prototype : Mengkombinasikan, memperluas, dan membuat prototype yang sebenarnya.
  • Select : Berdasarkan hasil ide-ide yang diutarakan maka dipilih beberapa ide yang praktis dan mudah diaplikasikan. Namun ide yang praktis saja tidak selalu menjadi solusi terbaik sehingga dipilih ide yang kuat pula.
  • Apply : Menjalankan hasil akhir dari ide yang terpilih dan diterjunkan langsung pada user yang bersangkutan.
  • Look : Melihat, mencatat serta mempelajari apa reaksi dari user terhadap solusi yang ditawarkan, mendapatkan umpan balik dari user apakah solusi tepat menyelesaikan permasalahan atau tidak, sehingga dapat didiskusikan kembali sebagai bahan untuk mengukur keberhasilan dan perbaikan apa yang diperlukan untuk kesempurnaan dimasa mendatang.


Dalam kuliah tamu ini disimulasikan pula bagaimana mencari solusi berdasarkan pola pikir dari design thinking dengan pembagian masalah secara berkelompok berdasarkan topik permasalahan yang diangkat. Ada empat topik yang diangkat yaitu 1. Keamanan dalam bersepeda motor, 2. Sampah kemasan plastik, 3. Produk bahan baku bambu yang seringkali diimpor dari China padahal kita memiliki cukup banyak sumber daya alam bambu, dan 4. Pedagang yang berjualan di tepi jalan. Tentunya ini adalah permasalahan yang sangat familiar dan dialami oleh masyarakat Indonesia sehingga secara tidak langsung peserta telah memasuki dan memahami tiap-tiap permasalahan yang diajukan.

Penerapan dari simulasi ini sama dengan proses dari design thinking, yaitu menggali sebanyak-banyaknya ide dari tiap individu. Ketika terkumpul puluhan macam ide dan memaparkan secara singkat ide-ide terdebut maka dilakukan peniilaian terhadap ide yang mungkin diterapkan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara individu lalu dikompilasikan untuk diurutkan ide mana yang mendapat nilai tertinggi.

Dalam simulasi ini ada hal yang menarik bahwa peserta dalam keadaan yang sama, tidak ada peserta yang terlalu aktif dalam forum maupun terlalu pasif. Semua peserta menjalankan proses dengan tenang tanpa banyak diskusi dalam menyampaikan pendapat karena tiap peserta diminta untuk menuliskan pendapatnya dalam sebuah kertas. Tidak ada yang salah dalam berpendapat dan semua peserta dapat mengajukan pendapatnya dengan bebas tanpa ada rasa takut untuk berpendapat. Dalam proses penilaian juga semua peserta dalam keadaan sama, ditulis dalam sebuah kertas dan semua berdasarkan penilaian masing-masing individu karena cara menilai seseorang sangat berbeda berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang didapat atau dialami dari permasalahan yang diambil. Jadi kreatifitas masing-masing individu dapat tersalurkan tanpa ada penghalang.

Sehingga dalam review ini dapat disimpulkan bahwa design thinking merupakan jalan pemikiran yang melibatkan empati, kreatifitas, rasionalisme, untuk mencari solusi dari berbagai konteks permasalahan dengan hasil yang tepat sasaran. Design thinking juga mengajarkan bahwa desainer diharapkan sedekat mungkin memahami kebutuhan user dengan berbagai cara dan metode untuk mendapatkan pemecahan yang seefektif mungkin untuk diterapkan dalam kehidupan. Kreatifitas dan keberanian dalam mengutarakan pendapat juga menjadi perhatian besar karena kita bebas dalam berpendapat, beropini dan berkreasi. Tidak perlu takut dan berpikir dua kali terlebih dahulu apakah pendapat tersebut benar atau salah karena perasaan tersebut ternyata hanya akan menghambat kita untuk menggali ide-ide yang luar biasa yang mungkin saja menjadi solusi yang tepat untuk dilaksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar