Jumat, 02 Agustus 2013

Ramadhan Yang (Sedikit) Sibuk

Hohoho.... sibuk ya? Ya, begitulah bulan puasa tahun ini, meskipun nggak sibuk dari awal sampai akhir. Tapi itu semua menjadi cerita tersendiri untuk tahun ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan tahun ini pas sama liburan semester, jadi semacam libur panjang gitu lah. Nggak ada kuliah dan akan banyak waktu dihabiskan di rumah. Tapi untuk tahun ini terasa beda. Beda? Kenapa???



Sudah baca postinganku sebelumnya, Suka-duka Monev 2013 #Huftness?? Hahaha, itulah salah-satu cerita gimana aku mengawali Ramadhan tahun ini. Sedikit me-review, mengawali liburan semester dan awal puasa ini, aku disibukkan dengan persiapan Monev (Monitoring & Evaluasi) PKM 2013 yang diadakan langsung oleh Dikti. Berhubung aku juga ikut bergabung membantu PKM Pompidoll, ya aku ikut juga di kegiatan ini yang berlangsung tanggal 17-19 Juli 2013. Persiapan ini cukup memakan waktu dan membuatku jadi (super) sibuk. Sampai akhirnya awal liburan aku habiskan waktu di Surabaya.

Tapi meskipun sibuk, ternyata ada waktu juga untuk menikmati awal puasa di kampung halaman, Lumajang. Dan, yeeeey.... aku pun merasakan lagi suasana Ramadhan di rumah dengan penuh kebahagiaan. Rasanya seneng bisa puasa Ramadhan lagi, tadarus lagi, tarawih di musholla, buka puasa dengan menu-menu istimewa, sahur dengan mata yang kadang masih kiyep-kiyep, dan sebuah kegiatan yang selalu hadir hanya di bulan Ramadhan, yaitu buka puas bersama teman-teman.

Sesuai dengan jadwal yang harus aku patuhi, aku pun musti balik ke Surabaya seminggu kemudian (14/7). Dengan membawa tas berisi laptop dan arsip-arsip PKM, aku pun berangkat naik bis ke Surabaya. Dengan seribu amanah tergenggam di tangan, alhamdulillah aku sampai di Surabaya dengan selamat. Sesampainya dikosan, owh, sedikit sureprize datang begitu saja, sureprize yang tidak diinginkan. Gimana tidak, teras kamar kosku sudah dijadikan bengkel pembuatan kapal, sebuah proyek besar milik senior yang kuliah di jurusan Teknik Perkapalan. Aku nggak bisa ngomong apa-apa lagi soal kejadian ini karena selain teras yang beralih fungsi, tempat kosku pun jadi sedikit ramai dengan adanya proyek besar ini. Oh, terimakasih mas-mas telah membuat suasana Ramadhan yang baru tahun ini....

Kesibukan untuk Monev berlangsung dari pagi sampai larut malam. Melewati momen buka puasa adalah saat-saat yang istimewa. Adakalanya sore-sore ketika lagi istirahat menunggu buka puasa, tiba-tiba mas Aris (senior di kosanku) datang membawa makanan buka puasa dari orang tua pak kosku. Alhamdulillah dapat rezeki untuk buka puasa. Kadang yang dibawa itu gorengan, kadang es campur, kadang juga roti, dan alhamdulillah kadang juga makanan berat. Apapun yang diberi, aku cuma bisa bilang alhamdulillah dan terimakasih sama beliau. 

Pernah juga sekali datang ke masjid ikut buka puasa bersama penduduk sekitar. Yah, cari sensasi barulah, kan bosen juga buka puasa di kosan terus. Sesampainya di masjid, eh ternyata bukan hanya buka puasa saja yang aku dapat, malahan secara nggak sengaja aku ketemu sama teman SD yang sedang magang di sini. Jadilah ajang buka puasa ini sebagai silaturahmi antar teman yang sudah lama nggak ketemu. 

Momen lain di bulan Ramadhan yang istimewa dan tak akan terlewatkan yaitu momen sholat tarawih. Ya, sholat tarawih di masjid atau musholla adalah salah satu amalan sunnah yang hanya ada di bulan Ramadhan. Kini aku pun merasakan kembali sholat tarawih berjamaah di Surabaya, tepatnya di Masjid Ibrahim, jalan Gebang Lor. Beda dengan sholat-sholat lainnya, kalau lagi sholat tarawih nih, shaf-nya sampai hampir penuh karena hampir semua orang berbondong-bondong sholat tarawih ke masjid. Mulai dari bapak-bapak, ibu-ibu, remaja dan anak-anak semua pada tumplek blek di masjid. Rasanya seneng gitu ngelihat banyak yang sholat di masjid.

Tapi yang benar-benar istimewa dari sholat tarawih di sini bukan itu. Biasanya sholat tarawih + witir yang dilaksanakan itu cuma yang 23 rokaat atau 11 rokaat saja. Jadi kadang juga orang memilih mau tarawih di masjid mana, yang 23 rokaat apa yang 11 rokaat. Nah, di sini nggak gitu. Semuanya nggak perlu repot-repot pergi ke masjid yang sini atau yang sana hanya untuk milih jumlah rokaat yang diinginkan. Kok bisa? Karena di masjid Ibrahim ini mau yang 23 rokaat apa yang 11 rokaat juga bisa. Jadi alurnya gini, setelah sholat tarawih 8 rokaat, jamaah yang ingin melanjutkan sampai 23 rokaat bisa istirahat dulu di serambi masjid, dan yang ingin 11 rokaat langsung lanjut sholat witir 3 rokaat. Baru setelah yang sholat 11 rokaat selesai dan pulang, sholat tarawih dilanjutkan lagi sampai selesai. Jadi jamaah bisa bebas memilih mana yang diinginkan. 

Terus, kalau aku milih yang mana nih? Yang 23 rokaat apa yang 11 rokaat? Hahaha, itu juga kondisional. Ketika keadaan benar-benar genting, aku memilih yang 11 rokaat. Tapi bagaimanapun juga ini adalah bulan ketika semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya. Jadi yang 23 rokaat sebisa mungkin menjadi prioritas utama daripada tidak sholat tarawih.


akhirnya mudik...

Akhirnya sampai juga di momen mudik, kembali liburan di rumah sebulan lebih. Kalau biasanya aku naik bis, nggak tau kenapa hari itu rasanya males banget mau ke terminal. Akhirnya memilih alternatif lain, yaitu naik motor. Meskipun sebenarnya bahaya juga kalo mudik naik motor karena minimnya alat pengaman tapi aku jalan saja. Sebenarnya agak khawatir juga kalo tiba-tiba aku nyasar ke mana gitu dan nggak tahu jalan pulang. Hahahaha.... Tapi alhamdulillah sampai juga di rumah.

Selama di rumah pun banyak hal yang bisa dilakukan. Selain rutinitas lazimnya bulan Ramadhan, kegiatan desain pun tetap lanjut meskipun agak terbatasi dengan peralatan. Tapi keterbatasan apapun masih banyak hal yang bisa dilakukan karena kreatifitas itu lahir dari keterbatasan. Ramadhan yang (sedikit) sibuk tapi semoga ini menjadi Ramadhan yang barokah. Aamiin...



Oh iya, postingan kali ini aku ikutkan di kompetisi Ramadhan Seru Blogging Competition. Yuk dukung postingan blogku ini dengan klik MAU lewat link www.Burufly.com. Terimakasih banyak!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar